Jum'at, 27 Desember 2024 05:17 WIB

Bolehkah Memperlihatkan Sedekah di Media Sosial?


  • Rabu, 11 Desember 2024 15:19 WIB

NAHDLIYIN.COM, Jakarta – Sedekah adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam untuk membantu sesama dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam praktiknya, muncul pertanyaan: apakah sedekah boleh dipamerkan di media sosial?

Pada masa Nabi Muhammad SAW, para sahabat lebih sering bersedekah secara tersembunyi. Namun, di era modern ini, muncul tren baru di mana orang-orang membagikan momen bersedekah mereka di media sosial. Pergeseran ini menggambarkan dua pendekatan: mengikuti teladan Nabi dan sahabat dalam menjaga kerahasiaan sedekah atau menyesuaikan diri dengan tren zaman yang mendorong publikasi amal sebagai bentuk syiar.

Namun, penting untuk direnungkan: Apakah sedekah yang kita lakukan saat ini masih mencerminkan esensi ajaran Islam? Bolehkah momen bersedekah dipublikasikan di media sosial? Bagaimana menjaga etika sedekah agar tetap sesuai dengan syariat?

Panduan Al-Qur'an Tentang Sedekah

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 262 juga memberikan panduan mengenai sikap dalam bersedekah:

“Orang-orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang mereka infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih.”

Ayat ini menegaskan bahwa keutamaan sedekah terletak pada keikhlasan dan kerahasiaannya. Namun, ayat lain, seperti Surat Al-Baqarah ayat 271, juga mengapresiasi sedekah yang dilakukan secara terbuka:

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Namun,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu.”

Perspektif Ulama Tentang Sedekah

  1. Imam Al-Qurtubi menilai bahwa sedekah sunnah lebih utama dilakukan secara tersembunyi, karena menghindarkan dari riya'. Namun, untuk zakat wajib, penampakan lebih dianjurkan agar menjadi bukti pelaksanaan kewajiban.
  2. Ibnu Qayyim al-Jawziyyah menekankan pentingnya sedekah tersembunyi untuk menjaga keikhlasan hati.
  3. Imam al-Ghazali menambahkan, sedekah yang ditampakkan untuk memotivasi orang lain atau meningkatkan kesadaran sosial tetap bernilai positif, asalkan niatnya tulus.

Dari pendapat para ulama di atas, jika untuk memberi motivasi orang lain untuk berbuat kebaikan dan sedekah ditampilkan untuk menginspirasi orang lain agar ikut bersedekah, maka hal ini termasuk bentuk dakwah bil hal (dakwah dengan perbuatan) dan penyebaran pesan-pesan positif selama dilakukan dengan adab dan niat Ikhlas

Dalam beberapa kegiatan seperti penggalangan dana misalnya, publikasi sedekah dapat menjadi bentuk pertanggungjawaban kepada donatur atau masyarakat luas. Hal ini menunjukkan akuntabilitas, terutama jika sedekah dilakukan dalam skala besar.

Perspektif Zaman Modern

Dengan berkembangnya media sosial, publikasi sedekah sering kali dikaitkan dengan riya'. Namun, niat tulus untuk mendorong orang lain berlomba-lomba dalam kebaikan dapat menjadi pembenaran. Grand Syaikh Al-Azhar, Syekh Ahmad Thayyeb, mengingatkan untuk menjaga martabat penerima bantuan agar mereka tidak merasa direndahkan.

Etika dalam Publikasi Sedekah

Jika memutuskan untuk menampilkan sedekah di media sosial, ada  beberapa panduan:

  1. Teguhkan Niat
    Pastikan niat untuk menginspirasi dan bukan untuk mendapat pujian.
  2. Fokus pada Pesan, Bukan Pribadi
    Alih-alih memamerkan diri, tekankan pada pentingnya membantu sesama.
  3. Hindari Eksploitasi Penerima
    Gunakan pendekatan yang menjaga privasi dan martabat mereka.

Sedekah yang dipublikasikan di media sosial boleh dilakukan dengan niat yang baik dan metode yang benar. Namun, menyembunyikan sedekah tetap lebih utama karena menjaga keikhlasan dan menghindari riya. Disini pentingnya memahami tujuan dari amal perbuatan agar tetap sejalan dengan syariat dan nilai kemanusiaan.

Baik sedekah secara terbuka maupun tersembunyi, keduanya memiliki keutamaan masing-masing. Kunci utamanya adalah menjaga niat dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Dengan memahami konteks dan esensi ajaran Islam, kita dapat memilih cara bersedekah yang paling sesuai dengan situasi dan kebutuhan.



ARTIKEL TERKAIT